BERAWAL DARI PENGORBANAN PUTRI MANDALIKA
Setiap tahun masyarakat sasak, khususnya di Lombok Tengah selalu
melaksanakan tradisi “bau Nyaliâ€, sebuah tradisi yang sudah mengakar
di kalangan masyarakat, dan telah dilaksanakan secara turun temurun
sebagai pesta tahunan.
Tradisi Bau Nyali berawal dari kisah legenda Putri Mandalika, seorang
Putri Raja Tanjung Beru yang sangat cantik nan Jelita. Dikisahkan,
Putri Mandalika mulai tumbuh dan menginjak dewasa. Seiring dengan
perjalan hidupnya, kecantikan Putri Mandalika-pun menyebar hampir
keseluruh pelosok negeri. Kecantikan dan keharuman budi pekerti putri
mandalika selalu menjadi buah bibir rakyat di seantero negeri. Karena
kecantikan dan keharuman budi pekertinya itulah sehingga para pangeran
dan putra mahkota negeri tetangga semuanya ingin mempersunting putri
mandalika. Para Pangeran dinegeri tetangga saling berembut ingin
mempersunting sang putri. Tak satupun diantara para raja yang mau
mengalah, bahkan rela mati demi mendapatkan Sang Putri. Para Pangeran
bahkan telah siap untuk melakukan pertumpahan darah atau turun ke medan
laga memenangkan sayembara demi mendapatkan Sang Putri.
Namun dari seluruh Pangeran yang berniat mempersunting Sang Putri
Raja yang cantik dan termashur tersebut, semuanya diterima secara
santun dan diperlakukan terhormat, tetapi tak satupun yang diberi
harapan atau jawaban pasti.
Waktupun terus berlalu, Sang putri semakin dewasa dan bertambah
usia, Raja Beru-pun khawatir akan penerus tahtanya, karena putri
Mandalika adalah penerus tunggal kerajaan tersebut, sehingga didesak
untuk segera memiliki pendamping dan melahirkan keturunan yang kelak
akan melanjutkan tahta kerajaan.
Oleh Karena itu Raja kemudian meminta Putri Mandalika dapat segera
menjatuhkan pilihan kepada salah satu dari seluruh pangeran yang sudah
melamarnya. Hal ini demi kelangsungan tata kerjaan dan keamanan negeri,
ujar raja kepada putrinya. Namun sang Putri memohon kepada sang Ayah
agar diberi waktu, dan akan memberi jawaban pada suatu hari yang tepat
untuk mengumunkan pilihannya. Sang Putri tak ingin terjadi pertumpahan
darah, sebab bila terjadi pertumpahan darah akan sangat merugikan semua
pihak dan akan menyengsarakan rakyat dan seluruh negerinya. Jika memilih
satu dari pengeran itu, tentu akan terjadi keributan dan pertumpahan
darah.
Akhirnya tibalah saatnya Sang Putri harus mengumpunkan pilihan
dihadapan pejabat dan seluruh rakyatnya. Pada suatu malam gelap
bertempat di Bagian Selatan disekitar pantai Seger Kute Lombok Tengah,
Raja Beru mengadakan Pesta upacara untuk menyambut Putri Mandalika akan
mengumumkan pilihan pendamping hidupnya. Pesta begitu meriah, para tamu
dan rakyat-pun sudah tak sabar menunggu pilihan Sang Putri.
Tibalah saatnya sang putri mengumumkan pilihannya, tetapi ternyata
didepan rakyatnya sang putri berkata agar seluruh negerinya menjaga
kedamaian, meniadakan pertumpahan darah serta meningkatkan silaturahmi
dan keharmonisan. Demi kedamaian, aku rela berkorban untuk rakyat dan
seluruh negeri, ucap Sang Putri seraya langsung menceburkan diri ke
laut.
Menyaksikan momen yang tak pernah dibayangkan tersebut, semua
pangeran yang hadirin pun menjadi panik dan berusaha mencari Sang putri
di tengah kegelapan malam yang terbawa oleh derasnya gelombang lautan.
Setelah lama dicari, sang Putri tidak ditemukan, yang didapat hanyalah
cacing-cacing laut, yang memancarkan kemilauan yang sangat indah. Cacing
laut ini hanya muncul setahun sekali pada saat tertentu saja, dan
sejak saat itulah dirayakan dirayakan pesta rakyat bau nyale setiap
tahun, bertempat di pantai kute lombok tengah.
Dari kisah legenda tersebut, pelajaran penting yang dapat dipetik
adalah perenungan terhadap legenda putri nyale yang dengan rela
mengorbankan hidupnya demi terciptanya sebuah kedamaian.
Kerelaan putri nyale mengorbankan hidupnya supaya tidak terjadi
konflik ini menggambarkan keluhuran kepribadian masyarakat NTB khususnya
di Lombok, yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan
pribadi, cinta akan kedamaian, serta tulus memberikan dan mengorbankan
jiwa dan raga demi sebuah persatuan.
Oleh karena itu, masyarakat NTB masa kini dapat memetik hikmah
hikmah dari legenda tersebut serta tidak mudah terpengaruh dengan
provokasi oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. (K & PDE Setda
Prov. NTB).
Sumber:http://www.ntbprov.go.id
Posting Komentar